Kenaikan
nilai tukar rupiah kembali terjadi. Sebelum libur lebaran, terdengar berita
bahwasannya nilai tukar rupiah mencapai 13.000. tak lama dari itu kenaikan
terjadi kembali hingga bertengger di atas level 14.000. kenaikan ini terjadi
ketika libur lebaran pada bulan juni lalu. Dilansir dari detik.com bahwasannya jelang akhir pekan kemarin dolar AS terhadap Rupiah sudah
berada di level Rp 14.070, Melansir Reuters,. Di hari sebelumnya, Kamis
21 Juni 2018 dolar bahkan menguat 173 poin ke level Rp 14.103. Menurut Analis
Senior dari PT Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada, kenaikan suku bunga acuan
memang menjadi salah satu senjata untuk meredam penguatan dolar AS. Namun
kebijakan ini memiliki efek samping negatif terhadap pertumbuhan ekonomi.
"Menaikkan suku bunga hanya obat sesaat, karena kontradiktif dengan
pertumbuhan ekonomi," terangnya kepada detikFinance, Minggu (24/6/2018).
Sebenarnya,
solusi-solusi secara teknis sudah sering diupayakan. Akan tetapi hingga saat
inipun faktanya nilai tukar rupiah masih mengalami kenaikan. Tak ada kebijakan
teknis dari yang sudah ditawarkan mampu mencegah lemahnya mata uang rupiah. Sampai
kapan mata uang rupiah terus melemah? Sehingga berdampak ke permasalahan yang
lainnya? Sepanjang Indonesia masih bergantung kepada negeri paman Sam,
upaya-upaya yang akan dilakukan tidak akan mampu untuk menghilangkan persoalan
ini. Ditambah pula lemahnya sistem pemerintahan di Indonesia juga sistem
perekonomian yang masih berbasis flat
money. Jika keadaan terus seperti ini, sistem perekonomian di Indonesia
akan terus terombang-ambing sebagaimana kurs mata uangnya.
Lambat
laun semakin jelas rupanya bahwasannya Indonesia ini memang menerapkan sistem ekonomi
dan moneter ala kapitalisme. Jika sistem kapitalisme ini masih digunakan sangat
berbahaya sekali bagi kestabilan sistem perekonomian kita. Karena penerapan
sistem ekonomi dan moneter ala kapitalisme ini menjadi jalan untuk mengukuhkan
hegemoni penjajahan negara adidaya atas Indonesia dan dunia. Ketika memang
nilai kurs mata uang kita dikendalikan oleh AS maka akan berdampak turunnya
harga bahan baku di Indonesia juga dapat berdampak pada murahnya upah tenaga kerja
lokal dan akan terus berdampak ke hal-hal lainnya yang menyangkut kesejahteraan
masyarakat.
Maka
dari itu memang solusi terbaik adalah menghilangkan sistem kapitalisme ini dari
perekonomian di Indonesia dengan menggantinya dengan sistem ekonomi syariah
yang diterapkan secara menyeluruh. dengan
melakukan praktek ekonomi berdasarkan syariah Islam selain
mendapatkan nilai ibadah akan ada keadilan didalamnya. Dalam hukum
Islam apabila terdapat satu atau lebih pihak yang merugi karena
pengambilan keuntungan yang terlalu besar diluar kesepakatan maka hal ini
termasuk penganiayaan dan diharamkan. banyak ahli yang telah mengakui
salah satu keuntungan ekonomi syariah. Dalam skala makro dapat dipastikan
penerapan ekonomi syariah akan memeratakan distribusi pendapatan dan
kekayaan seperti halnya era Abdullah ibn Umar. Dari sinilah peran zakat, infaq sadaqah juga athaya oleh
negara kepada masyarakatnya. Dan masih banyak lagi
kesejahteraan-kesejahteraan yang akan didapat ketika memang menggunakan aturan
Allah bukan menggunakan aturan manusia yang bersifat lemah dan terbatas.
Dasar wanita radikal wkwk
BalasHapusPasti si arsa-,-
HapusKenapa msh berharap ke khilafahan tegak di bumi ? Kan khilafah 'ala minhaji nubuwwah telah berdiri di Syam
Hapus