Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2018

Radikalisme, Terorisme, dan Mahasiswa

            akhir-akhir ini sering terdengar asumsi-asumsi bahwasannya radikalisme dan terorisme adalah ancaman di kalangan akademisi baik mahasiswa maupun tenaga pengajar. Ini dibuktikan oleh adanya kunjungan kepala BNPT pada musim penerimaan mahasiswa baru. Sasaran kunjungan ini adalah perguruan-perguruan tinggi untuk membekali mahasiswa dan segenap civitas. Pada tanggal 6 bulan 9 lalu kepala BNPT kali ini mengunjungi Universitas Widyatama Bandung untuk memberikan pembekalan resonansi kebangsaan serta bahaya radikalisme dan terorisme. “Pada kunjungan Koramil sebelumnya, kampus Widyatama dinyatakan bebas dari radikalisme dan terorisme. Dan kami berencana dan berupaya untuk terus mempertahankan status tersebut…” ujar Prof. Dr. H. Obsatar Sinaga.             Apasih sebenarnya radikalisme dan terorisme? dua kata yang selalu sensitif di telinga sebagian orang dan tentunya selalu mengacu kepada islam. Padahal arti kata ...

Bukan Sekedar Fenomena Alam

Pada pekan kedua Agustus tahun 2018 ini, kekeringan terus melanda di sejumlah wilayah di Indonesia. Sejumlah daerah telah mengalami hari tanpa hujan ekstrem atau lebih dari 60 hari sehingga daerah-daerah tersebut perlu mewaspadai terjadinya kekeringan. Di Jawa Timur, ada 442 desa yang mengalami kekeringan. Di antara desa yang mengalami kekeringan itu, 199 desa di antaranya mengalami kekeringan kritis yang berarti tidak ada potensi air. (https://beritagar.id/artikel/berita/kekeringan-ekstrem-di-sejumlah-wilayah-indonesia). Hal ini sebenarnya bisa menjadi bahan bermawas diri untuk para kaum muslimin. Bukankah Allah berfirman dalam surat ar-rum ayat 41: Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). Kekeringan yang terjadi pada bulan Agustus sebenarnya bukan hanya sekedar fenomena alam. Adanya ketidak teraturan dalam pen...

Utopis Memberantas Korupsi dengan Demokrasi

Bulan Juli ini kita dikejutkan dengan sebuah berita yang sebenarnya sudah dari lama hal itu ada. Yaitu tentang kemewahan lapas bagi para koruptor juga narapidana lainnya. Fasilitas-fasilitas mewah ditemukan di kamar lapas. Dilansir dari Liputan6 Wakil Ketua KPK, Saut Situmorang mengaku kecewa terkait adanya fasilitas mewah di dalam Lapas yang mayoritas berisi narapidana korupsi tersebut. Padahal, kata Saut, KPK telah bersusah payah untuk membuktikan perbuatan para terpidana korupsi hingga akhirnya divonis bersalah oleh pengadilan. Peneliti Divisi Korupsi Politik Indonesia Corruption Watch (ICW) Almas Sjafrina menilai, pemerintah harus segera membenahi sistem lembaga pemasyarakatan (lapas), terutama lapas kasus korupsi."Bagaimana koruptor bisa jera dan tidak mengulangi perbuatannya kalau fasilitas yang mereka peroleh di lapas masih dalam tanda kutip istimewa dibandingkan napi lain?" kata Almas di Jakarta, Minggu (29/7/2018). Menurut Almas, terbongkarnya kasus fasilitas ...

Rupiah Semakin Melemah, Indonesia butuh Khilafah

Kenaikan nilai tukar rupiah kembali terjadi. Sebelum libur lebaran, terdengar berita bahwasannya nilai tukar rupiah mencapai 13.000. tak lama dari itu kenaikan terjadi kembali hingga bertengger di atas level 14.000. kenaikan ini terjadi ketika libur lebaran pada bulan juni lalu. Dilansir dari detik.com bahwasannya jelang akhir pekan kemarin dolar AS terhadap Rupiah sudah berada di level Rp 14.070, Melansir Reuters,. Di hari sebelumnya, Kamis 21 Juni 2018 dolar bahkan menguat 173 poin ke level Rp 14.103. Menurut Analis Senior dari PT Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada, kenaikan suku bunga acuan memang menjadi salah satu senjata untuk meredam penguatan dolar AS. Namun kebijakan ini memiliki efek samping negatif terhadap pertumbuhan ekonomi. "Menaikkan suku bunga hanya obat sesaat, karena kontradiktif dengan pertumbuhan ekonomi," terangnya kepada detikFinance, Minggu (24/6/2018). Sebenarnya, solusi-solusi secara teknis sudah sering diupayakan. Akan tetapi hingga sa...