Kalian
sudah pada tau? Di kala pandemi corona
masih menjadi fokus penanganan di tengah masyarakat, DPR RI dikabarkan akan
mengesahkan Rancangan Undang-Undang Mineral dan Batu Bara (RUU
Minerba) Nomor 4 tahun 2009 tanggal 8 April mendatang. Fakta lain menjelaskan, tentang
kasus korona di Indonesia, bisa menjadi bom untuk Indonesia itu sendiri. Hal
itu dikatakan oleh salah satu dokter di Malaysia saat diwawancarai oleh salah
satu stasiun TV. Tapi terlihat bahwa pemerintah masih santai dalam
menanggapinya. Loh, tiba-tiba urusan RUU Minerba menjadi hal yang serius dan
gerak cepat.
Padahal,
pengesahan RUU Minerba tersebut telah banyak ditolak dan mendapat protes aksi
besar-besaran pada akhir September 2019 lalu yang bahkan menyebabkan banyak
korban. Hingga akhirnya, RUU Minerba pun berhasil ditunda oleh Presiden Joko
Widodo (Jokowi).
Mayoritas masyarakat Indonesia tidak setuju soal RUU Minerba ini. Karena
sedikit sekali bahkan nyaris tidak ada keuntungan yang didapat –atau justru
kerugian-- untuk kesejahteraan rakyat Indonesia. Dari mulai kalangan peneliti
dan aktivis mengecam pengesahan ini, mengingat Indonesia sedang krisis oleh
wabah, maka hal itu akan menyalahi secara proses maupun substansi.
Perlu kalian ketahui pula bahwa
proses pengesahan RUU Minerba ini dilakukan secara diam-diam. Bukan hanya itu, Ketua Bidang Manajemen Pengetahuan YLBHI Siti Rahma Mary dalam
Konferensi Pers Online menjelaskan bahwa UU
Minerba yang akan disahkan DPR, dipandang juga bisa mengancam hilangnya mata
pencaharian masyarakat utamanya di sekitar tambang.
Wah wah wah! Rakyat sedang menjerit.
Angka yang kian melunjak hingga mencapai tiga ribu orang yang mengalami positif
covid-19 per awal April 2020 belum ada penanganan yang serius. Belum lagi
berbicara pelayanan buruk salah satu rumah sakit di Padang sehingga menyebabkan
seorang ibu hamil meninggal dalam keadaan sesak dan haus, harus menunggu dua
jam setelah memanggil suster untuk dimintakan tolong, dan hal itu hanyalah 1
dari sekian juta kasus bukti lambannya penanganan pemerintah. Kalaupun ada
program-program yang dikeluarkan seperti Program Keluarga Harapan atau PKH;
Kartu Sembako; Kartu Prakerja; penggratisan pelanggan listrik 450va dan diskon
50 persen untuk 900va; 25 triliun untuk operasi pasar dan logistik; dan
keringanan pembayaran kredit bagi pekerja informal, sasaran yang ditujunya
tidak tepat, karena pada faktanya masih sangat banyak keluhan dari rakyat yang
tidak merasakan hasil dari program tersebut, terkhusus rakyat kelas bawah.
Bahkan kasus covid-19 ini ditanggapi
dengan pernyataan Luhut bahwa virus akan mereda ketika masuk musim
kemarau/panas. Seolah tidak usah adanya usaha yang dilakukan toh nanti mereda
sendiri. Pernyataan itu pun mendapat kecaman publik. Namun malah dibenarkan
oleh kepala BMKG dan pejabat lainnya. Ini membuktikan bahwa pemerintah sangat
tidak serius dalam menjaga dan mengurusi rakyatnya.
Giliran pengesahan RUU Minerba ditanggapi
sangat serius, hingga rela melakukan rapat ditengah bahayanya pandemi corona.
Padahal, hal ini sama sekali tidak membantu rakyat dalam meningkatkan
perekonomiannya. Patut dipertanyakan, dimana keberpihakan pemerintah
sebenarnya? DPR yang katanya wakil rakyat sama sekali tidak mewakili aspirasi
dari rakyat itu sendiri. Jika kita melihat isi dari Rancangan Undang-Undang
Minerba, justru yang banyak diuntungkan adalah kaum kapitalis dan hanya
melancarkan kepentingan segelintir elit saja. Hal ini membuktikan Indonesia
yang semakin memegang teguh sistem Kapitalisme. Dimana prinsip dari sistem
kapitalisme adalah siapa yang memiliki modal tinggi ia pemenangnya. Nasib yang
tak punya modal? Urusi sendiri, karena pada kapitalisme berasaskan kompetisi
dan manfaat.
Walah walah.. mau sampai kapan
Indonesia terus begini? Rakyat yang selalu dirugikan dalam setiap kebijakan.
Hanya menguntungkan kaum kapitalis saja tanpa memerhatikan nilai sosial.
Kecacatan sistem kapitalisme ini tidak bisa terus dipertahankan. Solusi untuk
memperbaiki kecacatan yang ada bukan lagi di tataran teknis, sudah saatnya kita
mengganti sistem kapitalisme ini dengan sistem yang lain. Sistem tersebut
adalah islam.
Komentar
Posting Komentar